Selasa, 28 April 2015

Distribusi Normal

Uji kenormalan
Kalau di Bab XIII uji kenormalan dilakukan secara parametric dengan menggunakan penaksir rata-rata dan simpangan baku, maka dalam bagian ini akan diperlihatkan uji kenormalan secara non parametric. Uji yang digunakan dikenal dengan nama uji Lilliefors.
Misalkan kita mempunyai sampel acak dengan hasil pengamatan x1, x2, . . . ,xn. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesisnya nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa distribusi tidak normal.
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh prosedur berikut :
a)      Pengamatan x1, x2, . . . ,xndijadikan bilangan baku π1, π2, . . ., πn dengan menggunakan rumus  (     ) dan masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).
b)      Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal kemudian dihitung peluang F(z1) = P(z<z1).
c)      Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . .,zn yang lebih kecil atau sama dengan z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(z1) maka S(z2) =
d)     Hitung selisih F(z1) – S(z1) kemudian tentukan harga mutlaknya,
e)      Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini L.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan Ln ini dengan nilai kritis L yang diambil dari Daftar XIX(1) untuk taraf nyata nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Ln yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
DAFTAR XIX(1)
NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS


Taraf nyata a
0.01
0.05
0.10
0.15
0.20
n  =   4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
25
30
n  > 30
0.417
0.405
0.364
0.348
0.331
0.311
0.294
0.284
0.275
0.268
0,261
0.257
0.250
0.245
0.239
0.235
0.231
0.200
0.187
1.031
0.381
0.337
0.319
0.300
0.285
0.271
0.258
0.249
0.242
0.234
0.227
0.220
0.213
0.206
0.200
0.195
0.190
0.173
0.161
0.886
0.352
0.315
0.294
0.276
0.261
0.249
0.239
0.230
0.223
0.214
0.207
0.201
0.195
0.289
0.184
0.179
0.174
0.158
0.144
0.805
0.319
0.299
0.277
0.258
0.244
0.233
0.224
0.217
0.212
0.202
0.194
0.187
0.182
0.177
0.173
0.169
0.166
0.147
0.136
0.768
0.300
0.285
0.265
0.247
0.233
0.223
0.215
0.206
0.199
0.190
0.183
0.177
0.173
0.169
0.166
0.163
0.160
0.142
0.131
0.736


 Contoh: Misalkan sampel dengan data
                  23, 27, 33, 40, 48, 48, 57, 59, 62, 68, 68, 70 telah diambil dari sebuah tabulasi. Akan diuji hipotesis nol bahwa sampel ini berasal populasi dengan distribusi normal. Dari data diatas didapat z = 30,3 dan I = 16,5. Agar supaya mudah dimengeri, setelah mengikuti prosedur diatas, sebaiknya hasilna disusun seperti dalam table berikut :

xi




23
-1.05
0.0475
0.0033
0.0379
27
-1.41
0.0123
0.1667
0.0674
33
-1.06
0.109
0.25
0.1071
40
-0.67
0.2676
0.3333
0.0657
48
-0.16
0.4443
0.5
0.997
48
-0.16
0.4443
0.5
0.997
57
0.4
0.4554
0.5833
0.0721
59
0.53
0.1019
0.6667
0.0262
62
0.71
0.1617
0.75
0.0112
66
1.07
0.3577
0.2333
0.0244
68
1.13
0.8708
0.9163
0.0455
70
1.14
0.483
?
0.117

Dari kolom terahir dalam daftar diatas didapat L0 = 0.1170. dengan n = 12 dan taraf nyata = 0,05 dari daftar XIX(1) didapat L=0,242 yang lebih besar dari L0= 0,1170 sehigga hipotesis nol diterima. Kesimpulannya adalah bahwa populasi berdistribusi normal.

Prof Sudjana-Metode Statistika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar